Senin, 03 Februari 2014

Klasifikasi Media Pembelajaran



KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN
Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengklasifikasi dan mengidentifikasi media. Menurut bentuk informasi yang digunakan, anda dapat memisahkan dan mengklasifikasi media penyaji dalam lima kelompok besar, yaitu media visual diam, media visual gerak, media audio, media audio visual diam, dan media audio visual gerak. Klasifikasi media ini dapat menjadi landasan untuk membedakan proses yang dipakai untuk menyajikan pesan, bagaimana suara dan atau gambar itu diterima, apakah melalui penglihatan langsung, proyeksi optik, proyeksi elektronik atau telekomunikasi.

Klasifikasi media pembelajaran menurut pakar[1] :
1.    Klasifikasi media pembelajaran menurut Azhar Arshad
Klasifikasi sumber belajar tidak jauh berbeda dengan bentuknya. Klasifikasi sumber belajar menurut Degeng dalam Azhar Arshad (2006) adalah sebagai berikut:
1.    Pesan (Apa informasi yang ditransmisikan?)
2.    Orang (Siapa/Apakah yang melakukan transmisi?)
3.    Bahan (Siapa/Apakah yang menyimpan informasi?)
4.    Alat (Siapa/Apakah yang menyimpan informasi?)
5.    Teknik (Bagaimana informasi itu ditransmisikan?)
6.    Lingkungan/Latar (Di mana ditransmisikan?)

2.    Klasifikasi media pembelajaran menurut Rudy Bretz
Rudy Bretz, mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara, visual (berupa gambar, garis, dan simbol), dan gerak. Di samping itu juga, Bretz membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekam (recording). Dengan demikian, media menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjasi 8 kategori: 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak.
 
3.    Klasifikasi media pembelajaran menurut Sudjana dan Ahmad Rifa’i
Sudjana dan Ahmad Rifa’i membedakan atau mengklasifikasikan media ke dalam empat kelompok, yaitu media grafis (dua dimensi), misalnya gambar, foto, dan grafik. Media tiga dimensi, misalnya model susun dan model kerja. Media proyeksi, misalnya OHP dan media lingkungan (alam).

4.    Klasifikasi media pembelajaran menurut R. Murry Thomas
Menurut R. Murry Thomas media diklasifikasikan berdasarkan jenjang pengalaman , yaitu: (1) Pengalaman dari benda asli (reliefe experience), misalnya bola. (2) Pengalaman dari benda tiruan (sudstitude of reliefe experience) misalnya gambar dan foto. (3) Pengalaman dari kata-kata (word only), misalnya buku dan program radio.

5.    Klasifikasi media pembelajaran menurut Soeparno
·       Klasifikasi media berdasarkan karakteristiknya, dibedakan menjadi: (a) media yang memiliki karakteristik tunggal, misalnya radio. (b) media yang memiliki karakteristik  ganda, misalnya film dan TV.
·       Klasifikasi media berdasarkan dimensi presentasi, yang dibedakan menjadi:  (a) Lama presentasi yaitu presentasi sekilas, misalnya TV, dan presentasi tak sekilas, misalnya OHP. (b) sifat presentasi yaitu presentasi kontinyu, misalnya TV, dan presentasi tak kontinyu, misalnya OHP.
·       Klasifikasi media berdasarkan pemakainya, dapatdibedakan menjadi (a) berdasarkan jumlah pemakai, yaitu media untuk kelas besar, kelas kecil, dan belajar individual, (b) berdasarkan usia dan tingkat pendidikan pemakai, yaitu media untuk TK, SD, SMP, SMU, dan PT.

6.    Klasifikasi Media Pembelajaran Edgar Dale
Edgar Dale mengadakan klasifikasi media pembelajarn menurut tingkat dari yang paling konkrit sampai yang paling abstrak.
Klasifikasi Media Pembelajaran
Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama “kerucut pengalaman” dari Edgar Dale dan dianut secara luas dalam menentukan media, alat bantu serta alat peraga yang paling sesuai untuk pengalaman belajar. Pengalaman belajar konkrit yang secara langsung dialami siswa terletak dibagian bawah kerucut. Disinilah pengalaman yang paling besar dan banyak memperoleh manfaat karena dengan cara mengalaminya sendiri seperti yang dikatakan James L. Mursell. Menurut analisis Dale, bahwa pengalaman langsung mendapat tempat utama dan terbesar, sedangkan belajar melalui abstrak berada dipuncak kerucut. Ini berarti setiap belajar yang dialami siswa kelas permulaan sekolah dasar secara berangsur-angsur harus dikurangi sesuai dengan tahapan pada kerucut tersebut. [2]

Pada dasarnya, media pembelajaran terdiri atas berbagai ragam dan bentuk. Media ini dapat dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan bahan pembuatannya.
Munculnya pengaruh sistem approach dalam dunia pendidikan mendorong munculnya gagasan bahwa media adalah satu bagian integral dalam proses instruksional dunia pendidikan. Media instruksional pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.    Media yang dimanfaatkan. Artinya media yang biasanya dibuat secara komersial dan terdapat dipasaran. Kita tinggal memilih dan memakai serta memanfaatkannya. Misalnya radio, tape recorder, televisi, OHP, LCD, dan lain-lain.
2.    Media yang dirancang atau “media by design”. Media ini harus dipersiapkan, dibuat, dan dikembangkan sendiri. Misalnya chart, gambar-gambar, bagan, dan lain-lain.
Media pembelajaran bahasa secara umum dapat digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu berupa media elektronik dan media nonelektronik. Menurut Suyanto, media pembelajaran bahasa dibagi dalam tiga kategori besar. Diantaranya adalah sebagai berikut.
1.        Media Berdasarkan Jenisnya
Dilihat dari segi jenisnya, media pembelajaran ada tiga macam. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a.    Media Audio (Auditif)
Media audio adalah media yang bentuk sarana penyampai, pembawa, dan pengantar pesannya ditangkap melalui indra pendengar. Diantara media audio ini adalah televisi, radio, MP3, tape recorder, piringan hitam, dan lain-lain.
b.   Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Artinya, media ini terfokus hanya pada pancaindra penglihatan. Jenis media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip film berangkai), slide (dilm bingkai), foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula jenis media yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak, seperti hanya film bisu dan film kartun.
c.    Media Audiovisual
Media audiovisual adalah media  yang mempunyai unsur suara dan gambar. Artinya, media ini didapatkan dari hasil penggabungan antara audio dan visual. Media jenis audiovisual dibagi kedalam dua bagian, diantaranya adalah sebagai berikut.
1)   Audiovisual Diam : film bingkai suara (sound slide), film rangkai suara, dan cetak suara.
2)   Audiovisual Gerak : film suara dan video-cassette.

2.        Media Berdasarkan Daya Liputnya
Dilihat dari aspek daya liputnya, media pembelajaran dibagi tiga. Diantaranya adalah sebagai berikut.
a.    Media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas pada tempay dan ruang. Contoh : televisi dan radio.
b.    Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat. Dalam penggunaannya, menggunakan ruang dan tempat yang tertutup dan gelap. Contoh : film, sound, slide, dan film rangkai.
c.    Media untuk pengajaran individual. Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Yang termasuk dalam dalam jenis media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.

3.        Media Berdasarkan Bahan Pembuatannya
a.    Media sederhana. Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya terjangkau atau murah. Selain itu, media ini juga mudah dibuat dan gampang digunakan.
b.    Media kompleks. Bahan dan alat pembuatannya tergolong sulit diperoleh, dan harganya juga cukup mahal. Selain itu, memerlukan keterampilan yang memadai untuk menggunakan media jenis ini.[3]

Berikut ini merupakan pembagian media pembelajaran secara umum. Diantaranya adalah:
1.    Media Audio (al-wasail al-sam’iyah)
2.    Media Visual (al-wasail al-bashariyyah)
3.    Media Audio Visual (al-wasail al-sam’iyyah al-bashariyyah)
4.    Media Interaktif atau multimedia pembelajaran interaktif.
5.    Media berbasis web.[4]

Berdasarkan pengembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
1.    Teknologi Cetak. Adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses percetakan mekanik atau fotografis.
2.    Teknologi Audio-Visual. Adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanik dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Seperti proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar.
3.    Teknologi Berbasis Komputer. Adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor. Media ini menyimpan materi/informasi dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual.
4.    Teknologi Gabungan. Adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.

Pengelompokkan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh Seels & Glasgow dibagi ke dalam dua kategori luas, yaitu:
1.    Pilihan Media Tradisional
a.    Visual diam yang diproyeksikan
- proyeksi opaque (tak tembus pandang)
- proyeksi overhead
- slides
- filmstrips
b.    Visual yang tak diproyeksikan
- gambar, poster
- foto
- charts, grafik, diagram
- pameran, papan info, papan-bulu
c.    Audio
- rekaman piringan
- pita kaset, reel, cartridge
d. penyajian multimedia
- slide plus suara (tape)
- multi-image
e. Visual dinamis yang diproyeksikan
- film
- televisi
- video
f. Cetak
- buku teks
- model, teks terprogram
- workbook
- majalah ilmiah, berkala
- lembaran lepas (hand-out)
g. Permainan
- teka-teki
- simulasi
- permainan papan
h. Realita
- model
- specimen (contoh)
- manipulatif (peta, boneka).

2. Pilihan Media Teknologi Mutakhir
a. media berbasis telekomunikasi
- telekonferen
- kuliah jarak jauh
b. media berbasis mikroprosesor
- computer-assisted instruction
- permainan komputer
- sistem tutor intelijen
- interaktif
- hypermedia
- compact (video) disc[5]




DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Fachrurrazi, Aziz, dkk. 2012. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. UIN Jakarta.
Munadi, Yuhdi. 2012. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.
Nuha, Ulin. 2012. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab. Jogjakarta: Diva Press.


[1] http://belajarpsikologi.com/klasifikasi-media-pembelajaran/ ( diakses pada tanggal 10 september 2013 pukul: 12:42)

[2] Yuhdi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, 2012, Gaung Persada Press Jakarta
[3] Ulin Nuha, M.Pd.I, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (2012, cet. Ke-1, Jogjakarta: Diva Press), hal. 277-288.
[4] Prof. Dr. Aziz Fachrurrazi, MA., dkk., Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, (2012, UIN Jakarta), Hal. 101-102.
[5] Prof. Dr. Azhar Arsyad, MA., Media Pembelajaran, (2010,  Cet. Ke-13, Jakarta: Rajawali Pers), hal. 29-35.