MORFOLOGI
Diajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Al-Lughah Al-‘Aam
Dosen
pembimbing : Siti Uriana Rahmawati, M.Ag
Kelompok 5 :
Ratih
Nurafriani
Fahmi Yazid
Layla
Riskina
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Tata bahasa
merupakan istilah lain dari gramatika (grammar) atau dalam bahasa Arab disebut
nahwu-sharaf. Tata bahasa merupakan deskripsi dari aturan-aturan yang berlaku
pada setiap bahasa. Brown (1987: 341) berpendapat bahwa tata bahasa adalah
suatu sistem aturan yang mempengaruhi susunan dan hubungan konvensional
kata-kata dalam suatu kalimat. Berdasarkan pengertian tersebut, tata bahasa
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu (1) tata kata dan (2) tata kalimat.
Dalam bahasa Arab ilmu yang membahas tata kata disebut dengan ‘ilm sharf
(morphopogy). Sedangkan tata kalimat dalam bahasa Arab dikaji dalam ‘ilm
nahwu (sintax).
Morfologi
merupakan salah satu cabang linguistik yang membahas mengenai perubahan kata.
Dalam bahasa Arab, morfologi merupakan ‘ilm al-sharf, dimana di dalamnya
banyak membahas tentang perubahan-perubahan kata dari satu kata menjadi
sejumlah kata yang mempunyai arti tersendiri. Dalam kajian morfologi, terdapat
poin-poin yang menjelaskan lebih rinci tentang morfologi itu sendiri, seperti objek
kajian morfologi, proses morfologi, hubungan morfologi dengan ilmu-ilmu tata
bahasa lainnya, serta morfologi dalam bahasa Arab itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Morfologi
Morfologi
(atau tata bentuk, Inggris Morphology) adalah bidang linguistik yang
mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal (Verhaar, J.W.M.,
1983: 52). Ramlan (1983: 16-17) mengemukakan bahwa morfologi ialah bagian dari
ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan
bentuk kata terhadap golongan dan arti kata; atau morfologi mempelajari seluk
beluk bentuk kata serta fungsinya perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik
fungsi gramatik maupun fungsi semantik.[1] Pendapat lain mengemukakan Morfologi adalah
ilmu yang mempelajari morfem, dan morfem itu adalah unsur bahasa yang mempunyai
makna dan ikut mendukung makna[2].
B. Proses Morfologik
Proses
morfologik adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan
bentuk dasarnya. Ada tiga proses morfologik dalam bahasa, diantaranya:
1. Proses pembubuhan afiks
Proses pembubuhan afiks adalah
pembubuhan afiks[3]
pada sesuatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk
kompleks, untuk membentuk kata. Contoh: memanas, merendang, tercantik,
bersuara, dll.
2. Proses pengulangan
Proses pengulangan atau reduplikasi
adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik
dengan perubahan bunyi ataupun tidak. Contoh: rumah-rumah, biji-bijian, bolak-balik,
dll.
3. Proses pemajemukan
Proses pemajemukan adalah gabungan dua
kata yang menimbulkan suatu kata baru. Contoh: tenaga kerja, medan tempur,
gelap gulita, pejabat tinggi, dll.[4]
Pendapat
lain mengatakan, proses morfologis yang umumnya tercatat dan berlangsung dalam
hampir setiap bahasa dapat dibedakan atas :
1. Proses Afiksasi
2. Proses pergantian
Proses
pergantian kadangkala disebut pula dengan perubahan Dakhil (Internal Change.
Sebuah morfem dasar bebas dapat mengalami perubahan dalam tubuhnya sendiri
dengan adanya pergantian salah satu unsur fonemnya baik konsonan, vokal, maupun
ciri-ciri suprasegmental (nada, tekanan, durasi, dan sendi).
Contoh :
pemuda – pemudi, mahasiswa – mahasiswi, dll.
3. Proses duplikasi
4. Proses kosong
Bentuk-bentuk
yang tidak mengalami proses, contoh seperti dalam bahasa Inggris, untuk
mengetahui kata tersebut bermakna jamak biasanya diakhiri dengan –s,
contoh book – books,. Tetapi ada morfem
yang tidak mengalami proses itu seperti pada kata sheep – sheep.[5]
C. Objek Kajian Morfologi
Objek kajian morfologi adalah tentang
Morfem dan Kata.
1. Morfem
Morfem
adalah morfem juga berarti satuan gramatik yang paling kecil, satuan gramatik
yang tidak mempunyai satuan lain sebagai unsurnya.[6]
Klasifikasi
morfem :
a. Morfem tunggal dan kompleks
Satuan sepatu bila dibandingkan dengan
bersepatu, bersepatu hitam, ia membeli sepatu dari toko, ternyata ada
perbedaannya. Satuan sepatu tidak mempunyai satuan yang lebih kecil, sedangkan
bersepatu terdiri dari satuan ber- dan sepatu. Bersepatu hitam terdiri dari
satuan ber-, sepatu, hitam. Satuan ber-, sepatu, hitam masing-masing merupakan
morfem tunggal, sedangkan satuan-satuan bersepatu, bersepatu hitam merupakan
morfem kompleks.
b. Morfem bebas dan terikat
Morfem dapat digolongkan menurut kemungkinannya
berdiri sendiri sebagai kata, bahkan sebagai kalimat jawaban atau perintah,
juga ada morfem yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata. Dengan kata
lain, dalam tuturan biasa satuan-satuan gramatik itu ada yang dapat berdiri
sendiri dan ada yang tidak dapat berdiri sendiri, melainkan selalu terikat pada
satuan yang lain.
2. Kata
Kata adalah satuan bebas yang
terkecil, atau dengan kata lain, setiap satu satuan bebas merupakan kata. Kata
terdiri dari dua satuan, yaitu satuan fonologik dan satuan gramatik. Sebagai
satuan fonologik, kata terdiri dari satu atau beberapa suku kata, dan suku kata
itu terdiri dari satu atau beberapa fonem. Sebagai satuan gramatik, kata ada
yang terdiri dari satu morfem dan ada juga kata yang terdiri dari beberapa
morfem.[7]
D. Hubungan Morfologi dengan Leksikologi,
Etimologi dan Sintaksis[8]
1. Morfologi dan Leksikologi
Leksikologi
adalah cabang linguistik yang memperlajari leksikon. Leksikon merupakan
komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata
dalam bahasa.
Jika
morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan
bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, sedangkan leksikologi mempelajari
seluk-beluk kata, yaitu perbendaharaan kata, pemakaian kata serta artinya
seperti dipakai masyarakat pemakai bahasa.
Ada
persamaan antara leksikologi dengan morfologi, yaitu mempelajari masalah arti,
namun terdapat perbedaan diantara keduanya itu. Perbedaan tersebut adalah.
a. Leksikologi mempelajari arti kata yang terkandung dalam
kata (arti leksikal). Contoh:
(1) Kata senjata berarti ‘alat yang
dipakai untuk berperang dan berkelahi’
(2) Kata bersenjata berarti
‘memakai senjata’
Kedua
kata tersebut masing-masing memiliki arti leksikal.
b. Morfologi mempelajari arti kata yang timbul sebagai
akibat peristiwa gramatik (arti gramatikal). Dalam morfologi, yang dibicarakan adalah
perubahan bentuknya dari senjata menjadi bersenjata, perubahan
golongannya dari kata nominal menjadi kata verbal, dan perubahan artinya yang
timbul akibat melekatnya afiks ber- pada bersenjata, adalah
timbul makna ‘mempunyai’ atau ‘memakai, mempergunakan’.
2. Morfologi dan Etimologi
Etimologi
adalah ilmu yang mempelajari atau menyelidiki perubahan dan perkembangan bentuk
kata. Dalam perkembangannya, perubahan bentuk kata dapat dibedakan atas:
a. Perubahan bentuk kata dari
perbendaharaan kata-kata asli suatu bahasa akibat pertumbuhan dalam bahasa
sendiri, misalnya kamu, engkau, anda, dsb.
b. Perubahan bentuk kata dari kata-kata
pinjaman, misalnya:
Taubat (arab) :
tobat
Parameswari (skt) : permaesuri
Lamp (ing) : lampu
Eksamen : samen
3. Morfologi dan Sintaksis
Sintaksis
merupakan penguasaan atas suatu bagasa yang mencakup kemampuan untuk membangun
frase atau kalimat yang berasal dari kata.
Sintaksis bersama-sama dengan morfologi merupakan bagian dari subsistem
tata bahasa atau gramatika.
Morfologi
menyelidiki struktur intern kata. Satuan yang paling kecil (morfem) hingga
satuan yang paling besar (kata). Sedangkan sistaksis menyelidiki struktur
satuan bahasa yang lebih besar dari kata, mulai dari frase hingga kalimat.
Contoh: mata kaki, rumah sakit, dst. Jika dilihat dari unsur-unsurnya
yang berupa kata atau pokok kata, kata majemuk seperti kata-kata tersebut
termasuk bidang sintaksis, tetapi jika dilihat bahwa satuan-satuan itu
mempunyai sifat sebagai kata maka pembacaraannya termasuk morfologi.
E. Ilmu Sharaf (Morfologi Bahasa Arab)
Menurut
al-Ghalayayni (1987: 9) ‘ilm al-sharf adalah ilmu yang membahas
dasar-dasar pembentukan kata, termasuk di dalamnya imbuhan.[9] Sharaf memberikan aturan pemakaian
masing-masing kata dari segi bentuknya yang dikenal dengan Morfologi.
Dengan kata lain bahwa sharaf memberikan aturan pemakaian dan pembentukan
kata-kata sebelum digabung atau dirangkai dengan kata-kata yang lain.
Bahasa
Arab adalah bahasa yang pola pembentukan katanya sangat beragam dan fleksibel,
baik melalui cara derivasi (tashrif isytiqaqy) maupun dengan cara
infleksi (tashrif i’raby). Dengan dua cara tersebut, bahasa Arab menjadi
sangat kaya dengan kosakata.
Bahasa
Arab dari segi pengembangan makna gramatikal ditandai dengan Isytiqaq,
yang menjadikan kata-kata Arab berubah secara elastis dalam kata itu sendiri.
Dari satu kata عَلِمَ dan عِلْم umpamanya, dapat dikembangkan menjadi jumlah kata sepertia pada
kolom dibawah ini.
الاندونيسية
|
العربية
|
|
الاندونيسية
|
العربية
|
Tahu,
mengetahui
Mengajar
Memberi
informasi
Meminta
informasi
Ilmu-ilmu
|
عَلِم
عَلَّم
أَعْلَمَ
اسْتَعْلَمَ
عُلُوم
|
Tahu,
pengetahuan
Orang
pandai
Maha
Mengetahui
Yang
luas ilmunya
Diketaui
|
عِلم
عالم
عليم
علاّم
معلوم
|
Bahasa Arab termasuk bahasa yang
infleksi, pengembangan makna gramatikal dilakukan dengan cara mengembangkan
satu bentuk menjadi sejumlah bentuk untuk menunjukan variasi makna yang
berbeda. Lain halnya dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, yang dalam pengembangan
makna gramatikalnya banyak mengandalkan proses afiksasi (awalan, akhiran,
sisipan), dan reduplikasi (pengulangan), seperti pada tabel di atas. Dari
perbandingan itu tampak bahasa Arab lebih ajeg (qiyasi) dalam pemahaman
makna, dan lebih simpel bentuk pengembangannya (ijaz), karena perubahan
terjadi secara internal, tidak perlu banyak mengandalkan afiksasi atau
reduplikasi.[10]
F. Pokok Pembahasan Morfologi Bahasa Arab (Tashrif al-Ishthilahiy)
Cakupan yang dibahas dalam
morfologi bahasa Arab biasanya terkait dengan bentuk dan perubahan bentuk fi’il
madhi, fi’il mudhari, mashdar, isim fa’il, isim maf’ul, isim makan, isim alat, dst.
Contoh Tahsrif al-Ishthilahiy
:
اسم الالة
|
اسم
المكان
|
اسم
الزمان
|
فعل
النهى
|
فعل
الامر
|
اسم
المفعول
|
اسم
الفاعل
|
مصدر
|
فعل
المضارى
|
فعل
الماضى
|
منصر
|
منصر
|
منصر
|
لاتنصر
|
انصر
|
منصور
|
ناصر
|
نصرا
|
ينصر
|
نصر
|
|
مكرم
|
مكرم
|
لاتكرم
|
اكرم
|
مكرم
|
مكرم
|
اكراما
|
يكرم
|
اكرم
|
|
مكتسب
|
مكتسب
|
لاتكتسب
|
اكتسب
|
مكتسب
|
مكتسب
|
اكتسابا
|
يكتسب
|
اكتسب
|
|
مستغفر
|
مستغفر
|
لاتستغفر
|
استغفر
|
مستغفر
|
مستغفر
|
استغفارا
|
يستغفر
|
استغفر
|
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian yang telah dijelaskan dalam bab
pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa morfologi merupakan bagian dari
linguistik, yang membahas tentang perubahan-perubahan kata secara gramatikal.
Materi yang dibahas dalam morfologi diantanya tentang perubahan bentuk dalam
kata seperti fi’il madi, fi’il mudhari, dan sebagainya.
Terdapat hubungan antara lorfologi dengan ilmu-ilmu
tata bahasa lainnya seperti leksikologi, etimologi dan sintaksis. Diantara
ilmu-ilmu tata bahasa tersebut terdapat persamaan dan perbedaan juga
karakteristik masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Djajasudarma,
Fatimah. 2006. Metode Linguistik. Bandung: PT Refika Aditama.
Fachrurrozi,
Aziz dan Erta Mahyudin. 2011. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta:
Lembaga Bahasa Yassarna YBMQ Jakarta.
Parera,
Jos Faniel. 1977. Pengantar Linguistik Umum: Bidang Morfologi. Ende:
Penerbit Nusa Indah.
Resmini,
Novi, dkk. 2006. Kebahasaan I (Fonologi, Morfologi dan Semantik).
Bandung: UPI Press.
[1] Dra.
Novi Resmini, M.Pd. dkk., KEBAHASAAN (Fonologi, Morfologi, dan Semantik), UPI
PRESS, hlm. 97.
[2] Prof.
Dr. Hj. Fatimah Djajasudarma, METODE LINGUISTIK, Reflika ADITAMA, hlm. 35.
[3] Afiks
adalah suatu satuan gramarik terikat yang yang di dalam suatu kata merupakan
unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat
pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru.
[4] Dra.
Novi Resmini, M.Pd. dkk., hlm. 189-209.
[5] Jos
Daniel Parera, Pengantar Linguistik Umum: Bidang Morfologi, Nusa Indah,
Hlm. 25-27.
[6] Dra,
Novi Resmini, M.Pd. dkk., hlm. 118.
[7] Ibid.
[8] Dra.
Novi Resmini, M.Pd., dkk., hlm. 104-108.
[9] Prof.
Dr. H. Aziz Fachrurrozi, MA dan Erta Mahyudin, Lc., S.S., M.Pd.I., Teknik
Pembelajaran Bahasa Arab, Lembaga Bahasa Yassarna YBMQ Jakarta, hlm. 55.
[10] Ibid.,
hlm. 17-18.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar